Prita , dari Penjara ke Jurkam, lalu Koki

Oleh
ARIYANTO

Musim kampanye Capres-Cawapres menjadi berkah tersendiri bagi Prita Mulyasari. Walau sempat mendekam tiga pekan di penjara karena dituduh memfitnah RS Omni International, Serpong, popularitasnya justru kian naik. Seperti artis saja, segala polah tingkah Prita menjadi pusat perhatian orang.
Sampai-sampai di debat capres putaran pertama pun, nama Prita disebut-sebut Megawati Seokarnoputri. Dijadikan contoh dalam perdebatan soal bagaimana ke-“Lanjutan” penanganan HAM, jika terpilih menjadi presiden. Saking ngetop-nya, kini ada lowongan khusus buat Prita, yakni menjadi salah satu juru kampanye (jurkam) Koalisi PDI-Perjuangan dan Partai Gerindra.
Ini terungkap dalam silahturahmi dan dialog dengan ibu-ibu pengajian Forum Silahturahmi Layar (Forsil) di rumah Sekjen PDIP Provinsi Banten, Ananta Wahana, di Jalan Layar No. 30, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Minggu siang kemarin (21/06).
”Kalau diminta jadi jurkam saya sangat dihargai sebagai perempuan oleh ibu Mega. Kalau ditanya siap atau tidak ya saya sih siap saja semua saya serahkan ke ibu Mega,” ujarnya di hadapan peserta pengajian.
Perempuan yang sedang mengalami sakit mata tertular dari suami, Andri Nugroho, itu juga mengatakan kalau Megawati adalah utusan Allah yang membantu dirinya keluar dari Lapas Wanita Tangerang Rabu (03/06) lalu.
Saat ditanya apakah kesedian dirinya siap menjadi jurkam karena balas jasa? Prita mengatakan kalau dirinya siap membantu orang yang telah membantu dirinya. ”Terhadap wartawan juga kalau ada yang meminta bantuan dan saya bisa pasti saya bantu,” ujar kepala cabang costumer care Bank Sinar Mas didampingi suami dan anak pertama Khairan Ananta Nugroho, 3, serta Carolina Siska Prawatiwi atau Ruli, 1.
Untuk diketahui, Megawati mendatangi Prita saat wanita malang itu ditahan atas perintah penyidik Kejari Tangerang. Saat itu, Mega yang membaca berita penderitaan Prita meminta sejumlah anggota DPR RI untuk membebaskan Prita. Berkat tekanan publik dan campur tangan Wapres Jusuf Kalla, akhirnya Prita dibebaskan.
Selain ditawari jadi jurkam, Prita juga sempat ditawari jadi pengurus mulai dari DPC (tingkat kota/kabupaten), PAC (tingkat kecamatan) hingga ranting (tingkat kelurahan) oleh salah satu pengurus Forsil di tempat tinggalnya di Kota Tangerang Selatan. Tetapi semuanya ditolak Prita dengan alasan sedang berkonsentrasi menyelesaikan proses hukumnya.
Nah, setelah ditawari jadi jurkam, Prita juga ditawari menjadi ’’koki’’. Sehari menjelang pencontrengan pilpres, 8 Juli 2009, Prita dan juga Prabowo, diajak Megawati masak Soto di kediamannya, Jln Kebagusan, Jakarta Selatan. Wah, wah, waaaahh. Habis ini apalagi ya?….

~ by ariyanto on 8 July 2009.

Leave a comment